Senin, 30 Januari 2017

Saat Mengenang


Kabarkan pada taman di hatimu yang menawarkan perjanjian
Dengan masa lalu dimana batu-batu menimpuk kelopak matamu
Menanggalkan air mata dari pelupuk sayu penuh lara terpendam
Sebab kini kau bersimpuh,  memekikkan  sebuah  nama
Suatu  senja  saat  kau  sadar  tak  lagi  bersamanya
Di wajahmu,
Merekah tomat yang ranum membenamkan rindu
Kala kau ingat ia menjabat jemari lentikmu
Itu  dulu,
Saat  masih  ia  bersekutu  meminjamkan  hatinya  padamu

-De Kiyara-
Januari 2017

Kenangan Dalam Dupa

Kubakar dupa di atas pembaringan
Tempatmu bersemayam dalam keabadian
Mencipta rindu serta kenang kepiluan
Dalam buku-buku kehidupan
Yang kita cipta di masa silam
Tanpamu,  hatiku bak cerobong dengan pekat jelaga
Membumbung,  mengabarkan kepedihan pada semesta

-De Kiyara-
Januari 2017

Dunia Aksara

Mari,
Kita membicarakan suasana sebuah ruang
Di mana hanya detik jam yang terdengar
Sebab gaduh  tak  diizinkan
Tempat aku bersua dengan kekasih
Rebah dalam dekap ribuan aksara
Menyingkap  jendela  dunia  nyata  bahkan  fatamorgana
Dari buku-buku setia bertengger di rak kayu
Hingga  tergolek  di  atas  meja-meja  berjajar
Di  sanalah  kekasihku  tinggal
Menanti  sentuhan  mesra  jemariku
Hingga  sehadap  lekat  dalam  beradu  pandang
Mencumbu barisan kata membentuk makna

De Kiyara
Januari 2017

Sajak Seorang Dara


Semesta,
Bantu aku mengabarkan
Pada salah satu di antara para adam
Yang masih mengambigu
Di  kesunyian yang  kusebut  rindu

Aku menunggunya di gurun  tandus
Membiarkan segalanya  meranggas  tak  bersisa
Kecuali akan ia temui
Kaktus yang mulai jengah kupelihara
Dengan duri-duri telah merabik
Di almanak tahun ini

Kabarkan, 
Aku tengah menantinya
Membebaskanku  dari  gersang
Menyinggahi oase guna  lepas  dahaga
Mengajakku  pulang  ke  muara  bersama
Sebab telah lama aku mengangankannya

Sampaikan,
Setiap malam panjang
Kucoba meraba gemerlap bintang
Yang berkelip-kelip membingkai hitam
Menerka  ribuan  gugus bertebaran
Apakah Tuan Sirius ada diantaranya

Duhai semesta,
Kabarkan secepatnya pada siapapun dia
Untuk menggenang dalam gurun tandusku
Aku tak mau berlama-lama
Setia membina keranggasan
Nyaman bersedekap bersama kekosongan

-De Kiyara-
Januari 2017

Jumat, 20 Januari 2017

Penyesalan

Penyesalan
De Kiyara
7 Januari 2017

Meringkuk di sudut ruang waktu
Kala kegetiran jadi belenggu
Mana mungkin bisa tak acuh
Ingatan masa silam kerap menderu relung kalbu
Tempat bersandar mulai ringkih
Jengah sebab jarang kau jamah
Coba kembali kita merenung
Meliku waktu kala senja di batas angan
Mengalir kenang yang telah jadi hikayat
Kupastikan kau tak akan sanggup mendengkur
Meski malam mendekap kedua kelopak matamu
Betapa deras aliran darah menyentak nadi
Kisah kita menanggalkan suka dan cita
Membekas jadi luka menganga
Kini ratap kian merekat
Berkecamuk tanpa beri sekat
Menggiring mimpi menuju gurun tandus
Gersang penuh kaktus

Kamis, 19 Januari 2017

Melawan Rindu

Katamu,
Hutan belantara telah menjadi kediaman
Setelah kau tak lagi menemukanku di bola matamu
Menyibakkan pepohonan yang tumbuh tinggi menjulang
Berharap aku kembali ke pelukan

Kau tahu,
Aku tumbuh bersemi sebagai bunga mawar
Dengan duri yang siap menyakitimu
Tapi, kumbang tetaplah kumbang
Sekalipun sakit ia rela demi kecupan

Lantas, kau mulai menelanjangi rerimbunan
Menyingkap dedaunan serta batang-batang kesakitan
Mencari dengan salah satu indera
Kalau-kalau terendus semerbak wewangian mawar

Sesekali kau terengah, lalu diam menengadah
Menyebut namaku, sebab mawar berduri belum jua kau temui

De Kiyara
Januari 2017

Minggu, 01 Januari 2017

Rembulan Kesepian

Kuizinkan kau hadir sekali ini
Sekadar bercengkerama,  berdua
Menikmati desiran angin surga
Di bilik tua yang sempat kau lupa

Duduklah, 
Kuhidangkan semangkuk ramuan cinta
Agar kau tahu bahwa aku masih mendamba

Ikutlah bersamaku,
Kita goda sang rembulan yang tengah terbakar cemburu
Cahayanya memendar malu-malu
Cemas, kalau-kalau kita hendak bercumbu

(De Kiyara, 1216)