Senin, 20 September 2021

Istirah

Aku sempat lupa, bahkan untuk tetap bertahan pun sesekali memerlukan jeda. Bukan karena menyerah, bukan juga karena sudah tak sanggup, melainkan rasa lelah ini perlu waktu untuk ditenangkan.

Entah sejak kapan, aku mulai melepas namamu dalam doaku. Dan tak ada nama-nama lain yang kusemogakan, selain untuk ketenangan diriku sendiri dan kedua orang tua yang kini telah abadi dalam dekapan-Nya.

Aku sudah berhenti melakukannya. Karena akhirnya aku sadar, terlalu memaksakan itu tidak baik dan jika memang Ia tak menghendaki maka memang sebaiknya aku berhenti.

Dalam hatiku, yang ada hanya tumbuh kecewa. Kecewa pada diri sendiri yang masih saja berharap kedatanganmu. Sedang telah kukabarkan berita duka itu, tapi kau tetap bergeming. Kau tak peduli. Dan aku pun paham, kau sudah jauh dan tak akan pernah kembali. Lalu, apa yang masih kunanti?

Entah sejak kapan, aku telah melepas namamu dalam dekap doaku. Dan tak pernah ada nama-nama lain setelahnya hingga saat ini.

Aku sudah berhenti.
Biarkan hatiku beristirah sejenak.
Sejenak adalah waktu yang tak pasti. Bisa saja singkat atau lebih lama.
Aku sudah berhenti.