Well, aku masih berpikir-pikir apa benar saat ini hati sudah terbuka? Apa benar aku siap menerima orang lain, orang baru dan menceritakan (kembali) tentang Who am I?
Lelah pastinya harus melakukan hal tersebut. Bagaimana tidak, aku pribadi takut, kalau-kalau orang baru itu tidak mau menerima, lantas perlahan pergi dan akhirnya... Bertemu orang baru lagi, melakukan hal yang sama, again and again!
Jadi, aku berpikir, untuk apa sebuah hubungan dengan ikatan pacaran itu jika kita tidak bisa menebak bagaimana akhir sementara untuk memulainya begitu mudah?
Pacaran bertahun-tahun, ikatan yang semua orang berharap berakhir bahagia: menikah. Tapi, ya, kadang kenyataan tak akan sejalan dengan harapan kita bukan? Banyak yang mengalami kegagalan dalam pacaran dan musnah sudah rencana duduk berdampingan di pelaminan. Hasilnya? Sakit hati. Benci. Kecewa pada harapan sendiri. Sedih ya? Iya! Tapi di awal aja kok, asal kita nggak berlarut-larut aja merasakan sesaknya.
Pribadiku sendiri mengalami hal demikian. Bahkan ketika kedua belah pihak keluarga sudah dipertemukan, pertunangan dilangsungkan, akhirnya, pernikahan hanya jadi makam yang harus kuberi nisan PENYESALAN.
Nggak kebayang sakitnya, tapi ya, aku berpikir lagi bahwa hidup masih harus berlanjut--kan ini sudah umum ya? Jadi, aku coba membuka hati dan apa salahnya jatuh cinta lagi, memulai hubungan dengan orang baru?
Tapi, pahitnya, tahun demi tahun yang aku jalani dengan -kalian nggak usah tahu-- harus berhenti tepat saat aku sedang berada di puncak harapan. Kecewa, hancur, itulah yang menyebabkan aku susah jatuh cinta lagi atau bisa dibilang trauma.
Nggak banget ya? Lemah banget sih!
STOP! Aku nggak mau terus-terusan jadi orang bodoh yang memendam harapan, kekecewaan, dan rasa sakit sampai berlarut-larut. Aku mulai melihat sekitarku, mencoba mengenal mereka yang ingin mengenalku. Dan itu susah!
Kadang, aku merasa akan cocok, tapi semakin mengenal, aku jadi membayangkan masa lalu dengan seseorang. Membandingkan keduanya sampai aku menemukan celah, sebut saja alasan mengapa aku memilih mundur.
Dan saat ini, aku nggak mau memiliki sebuah hubungan maksudku terikat dengan yang namanya pacaran. Capek lah! Buat apa pacaran? Toh kita nggak akan tahu ke mana akhirnya.
Siapa saja bisa mengenalku tapi hanya akan ada beberapa yang mengenal baik siapa aku. Yang harus kita semua ketahui, nggak pacaran bukan berarti nggak bisa buka hati ya! Salah besar!
Santai saja, aku menerima siapa saja yang berusaha ingin mengenaliku dan hati yang menentukan dengan siapa aku merasa nyaman. Ini juga bukan berarti kesetiaan nggak dibutuhkan ya! Asal aku merasa nyaman dan, ehem, dia bisa menerima aku begini adanya, pasti aku bisa membatasi diri dengan orang-orang sekitar.
Terus kalau nggak pacaran apa dong namanya? Menggantung gitu hubungannya?
Jawabanku, kita sudah dewasa dan bisa berpikir, kalau serius pasti tahu kan apa yang terbaik buat ke depan?
Hehehe, :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar