Di tubuhmu, kubangun rumah sederhana
di mana aku selalu pulang
mengistirahatkan hati
yang telah lama menyisir perjalanan panjang
juga mengusir sepi denganmu
Kita duduk di beranda
membaca koran atau novel
bertukar pandang dan pikir
tentang apa saja
Dua cangkir teh di meja
sepiring pisang goreng
menjadi teman kita menanti senja
yang selalu hadir dengan kehangatan
dan kita terlena sampai malam tiba
Ketika malam naik ke singgasana
bulan bertakhta bagai raja
dengan ribuan bintang sebagai dayangnya
kita masih saja duduk di beranda
merasakan embusan lirih angin
membuat bayangan rasi-rasi
menghitung waktu yang mengantarkan kita
pada pagi hingga ke satu hari
saat di mana kita tak mengenal lagi
Kharisma
Magetan, Agustus 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar