Hujanku,
entah bagaimana lagi aku sebut kau
sebab musim selalu sama tiap tahun
nguar bau basah, suara ricih jatuh
hangat dalam dekapmu, lenyapkan
telusup gigil, aku tak pernah beku
Hujanku,
tak ada kemarau di sini
hanya ada tetes-tetes kian deras
genangi lapang hatiku
sanggup tampung berapa pun volume
tak akan meluap, tak akan jadi bencana
percayalah, hujanku!
dan saat orang-orang sibuk
benahi atap rumah, perbaiki tanggul jebol
aku dengan tabah mencintaimu
hujanku, tak peduli sederas apa kau jatuh
hatiku rela basah, demi kau
demi pertemuan kita
Hujanku,
kusanggup terima guyuranmu
sepanjang tahun tanpa henti itu
Magetan, Februari 2019