Rabu, 21 Desember 2016

Ruh

"Sedari awal kau yang telah memilih untuk menjalaninya,  maka kau pula yang harus mengatasinya", kau katakan tegas padaku. Malam itu hanya kau dan aku.

Aku duduk di kursi goyang, pun kau sama. Kau menatapku,  begitu juga sebaliknya. Kita bergulat dengan pikiran berbeda meski dalam jiwa yang sama.

Kapan kau akan menghilang dari diriku?  Aku sudah tidak sanggup mendengar. Tapi kau memaksa. Menjejali pikiranku dengan racun mematikan berry Belladona. Aku tak punya penawarnya.

Berhentilah!

Pergilah!

Kau ingin aku mati kah?  Mudah saja bagi kau mematikanku,  tapi aku tak bisa mematikan kau dari diriku. Aku menutup mataku mencoba mengusir agar kau tak usik aku. Tapi aku kalah!  Raga semakin lemah dan aku menyerah.

Bagaimanapun juga,  kau adalah bagian dari aku.

Monolog
-De  Kiyara-
Desember 2016

Tidak ada komentar: