Masing-masing dari kita memiliki rencana untuk mencapai apa yang hendak dituju. Meski susah dan kecemasan akan kegagalan menjadi sebegitu menakutkan -seperti hantu menghidupkan malam yang mati- tapi kita bisa belajar banyak. Tentang ketabahan menanti, ketulusan menjaga yang didapatkan dan kerelaan melepaskan.
Rencana itu sebatas cara kerja kepala agar tak jengah berpikir. Perihal apa yang akan dilakukan untuk mewujudkannya adalah hak masing-masing. Dan kita, sedang memikirkan cara merealisasikan rencana yang tersusun di kepala.
Kita tidak bisa hanya duduk menanti, sebentar kemudian bergumam, "Ah, sebentar lagi! Masih ada waktu kok!" sampai-sampai habis waktu dan sia-sia saja kepala itu bekerja.
Ada kaki yang harus kita langkahkan untuk menuliskan riwayat perjalanan lewat jejaknya. Entah itu melewati jalan raya, gang-gang kecil, kelokan bahkan lembah di gunung, atau apapun yang bisa ditempuh -sebab kemustahilan itu letaknya pada mimpi- semua akan mengamini langkah kita, menemani sampai ke muara impian.
Kembali lagi pada awal memulai, diam-diam kita juga telah menuliskan akhir yang menakjubkan -meski masih rahasia tapi tetap semua ujungnya sama. Kau mendapatkan lalu ada saatnya melepaskan. Kau tak mendapatkan apa yang kau tuju, tapi tahu, ada yang lebih baik lagi dan tetap kemudian harus pergi.
Sampai pada akhirnya, yang jadi kepunyaanmu sendiri, yang jauh dari fana adalah keyakinan dalam hatimu bicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar