Suatu hari, tangisnya tak terdengar, meski doa-doanya masih nyaring disuarakan --lewat hati.
Suatu hari, laranya semakin bersembunyi di balik kepura-puraan yang terus ia jalani --entah sampai kapan, ia sendiri tak mengerti.
Suatu hari, ia tidak merasakan apa-apa. Nol. Sempurna menjadi rasa tak bernama. Inikah ketenangan? Atau barangkali bisa disebut sebagai jeda? Jeda karena begitu lelah, jadi ia butuh waktu untuk mengistirahkan sejenak.
Tuhan...
Berikan perasaannya nama.
Agar ia tahu ke mana harus melangkah selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar