Rabu, 16 Maret 2022

Untuk Nuha


Si Kecil Nuha, lihatlah....
Mbak punya foto bunga, meski sekarang hanya gambar, tapi percayalah Mbak pernah merawatnya. Tidak lama memang, karena tiba-tiba saja layu dan akhirnya mati.

Si Kecil Nuha, lihatlah....
Begitu ranum bunga di gambar itu, begitu enak dipandang. Tapi, Nuha, kamu tidak bisa pegang. Tidak apa-apa ya!

Sama seperti harapan....
Segalanya diharap baik, diangan indah, dibayangkan sempurna. 
Tapi, segalanya itu terkadang tidak bisa kita raih, tidak bisa kita rasakan. Justru menyesakkan. 

Nuha.... Lihatlah bunga di gambar itu.
Warnanya cantik, warna kesukaanku. Apa kamu juga suka? Atau ada warna lain yang menjadi favoritmu? 

Nuha....
Kelak, kau harus merawat dengan baik apa-apa yang menjadi milikmu. Meski kita tahu, semua hanya sementara, tapi buatlah berharga. Jaga, dan bersyukurlah untuk segala hal yang kamu dapatkan. Semua yang datang adalah keindahan Nuha, dan kesedihan hadir setelah kita merusaknya. Bukankah begitu? Maka, jaga dan rawat segala yang membiak dalam hidupmu.


Pesanku, untukmu adik kecil Nuha 

BERSABARLAH.....

Yang kutahu, dalam sebuah hubungan terjalin dua hati
Yang kutahu, keduanya sejalan
Yang kutahu juga, keduanya sama-sama berbenah, menyelaraskan, menyeimbangkan, dan mampu membangun jembatan pada perbedaan.

Untuk kalian,
janganlah menuntut apapun dari pasanganmu, walau sedikit waktu. 
Untuk kalian,
janganlah mengubah pasanganmu, sebab itu tidak baik. Biarkanlah ia seperti apa adanya. Biarkanlah ia berkehendak sebagaimana biasa. Sebab sebelum bertemu denganmu, ia sudah lebih dulu menemukan dirinya.

Maka, biarkan pesan ini hanya untuk kalian saja. Untuk diriku sendiri.
Mari berbenah wahai diri, jika kau menjalin hati dengan seseorang, maka cobalah jadi penyeimbang. Yang sekiranya tak baik, tak cocok, tak pantas bila masih dilakukan, tinggalkan.
Kini, kau berdua. Kau menjalani hidup berdua. Kau harus mulai membagi. Setiap hal yang ada pada dirimu, perbaikilah, berbenahlah.
Kau tidak perlu berubah demi pasanganmu, tapi tanamkan pada dirimu, bahwa kau ingin lebih baik bersamanya. 
Lebih baik bukan berarti cukup diam. Tapi temukan kembali, jalan-jalan yang beda dari masing-masing sehingga jembatan dapat terhubung dan hubungan terjalin tetap terjalin.

Wahai diri, ketika kau menemukan banyak perbedaan. Meski kau ingin berkata-kata. Dan kau tak mengira, dan kau kecewa karena ekspektasi yang kau bangun sendiri.... Bersabarlah.
Barangkali, sabarmu masih belum cukup. Hatimu harus ditempa lagi agar benar-benar kebal. Lapangkan dadamu menerima hati yang lain, menerima setiap kejutan --baik buruknya-- apapun itu, bersabarlah....

Selasa, 01 Maret 2022

Entah Sejak Kapan

Aku tidak tahu, sejak kapan aku mulai membiarkan semua berjalan sebagaimana adanya, sejak kapan aku mulai tidak peduli dengan perasaanku yang cenderung pilu, sejak kapan aku mulai bisa menerima segala hal yang terjadi --kesalahan demi kesalahan hingga kehilangan dalam waktu yang cukup dekat, dan segalanya.
Entahlah, aku tak menyadarinya. Aku hanya berusaha semampuku untuk tetap terlihat tenang dan baik-baik saja di hadapan semua orang. Hingga tak ada yang beranggapan bahwa aku sedang bersedih atau tak ada yang bertanya, "Apakah kamu baik-baik saja?"
Tidak. Tidak ada orang yang tahu. Aku memilih diam, bisu. Biarkan segalanya teredam begitu saja.

Aku.... Menyerahkan kepada-Mu, cukup kepada-Mu. Engkau yang tahu betapa aku sangat ingin bangkit dan berharap untuk bisa jadi lebih baik. Menemui-Mu sesering mungkin. 
Engkau Maha Tahu, betapa aku malu dan takut berhadapan dengan-Mu. Datang ketika membutuhkan. Selalu begitu. Tapi Engkau tetaplah pemurah. Segala dukaku perlahan terhapus. Dengan kejutan yang tak pernah terduga. Aku seringkali berpikir, apakah aku pantas mendapatkan semua kebaikan ini? 
Tuhanku... Engkau begitu pemurah. Jadikan aku lebih teguh pada agama ini. Jadikan segalanya baik, untukku, untuk mereka semua yang pernah ada dan masih setia di hidupku.

Magetan, 1 Maret 2022