Aku tidak tahu, sejak kapan aku mulai membiarkan semua berjalan sebagaimana adanya, sejak kapan aku mulai tidak peduli dengan perasaanku yang cenderung pilu, sejak kapan aku mulai bisa menerima segala hal yang terjadi --kesalahan demi kesalahan hingga kehilangan dalam waktu yang cukup dekat, dan segalanya.
Entahlah, aku tak menyadarinya. Aku hanya berusaha semampuku untuk tetap terlihat tenang dan baik-baik saja di hadapan semua orang. Hingga tak ada yang beranggapan bahwa aku sedang bersedih atau tak ada yang bertanya, "Apakah kamu baik-baik saja?"
Tidak. Tidak ada orang yang tahu. Aku memilih diam, bisu. Biarkan segalanya teredam begitu saja.
Aku.... Menyerahkan kepada-Mu, cukup kepada-Mu. Engkau yang tahu betapa aku sangat ingin bangkit dan berharap untuk bisa jadi lebih baik. Menemui-Mu sesering mungkin.
Engkau Maha Tahu, betapa aku malu dan takut berhadapan dengan-Mu. Datang ketika membutuhkan. Selalu begitu. Tapi Engkau tetaplah pemurah. Segala dukaku perlahan terhapus. Dengan kejutan yang tak pernah terduga. Aku seringkali berpikir, apakah aku pantas mendapatkan semua kebaikan ini?
Tuhanku... Engkau begitu pemurah. Jadikan aku lebih teguh pada agama ini. Jadikan segalanya baik, untukku, untuk mereka semua yang pernah ada dan masih setia di hidupku.
Magetan, 1 Maret 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar