Merdu suara itu....
Aku mengenal baik nada-nada yang kudengar di setiap keheningan
suaramu bukan? yang pilu menyayat
yang membikin sesalku kian sesak
Aku mengenal baik melodi yang kudengar di setiap kerinduan melonjak tajam
darimu bukan? yang mengirim pesan diam-diam
melalui desir-desir angin, kadang muncul gerimis
menandakan kau sedang mengingatkanku
bahwa lukamu, sakitmu adalah perihku yang lama
Kau terluka
dan aku merasakan hal yang sama
sialnya, akulah luka itu
Lalu, apakah pantas jika aku ikut bersedih olehnya?
Di sana, kau duduk memangku gitar kesayanganmu
petik satu per satu, hingga simfoni pilu berpilin
menjadi lagu rindu yang pilu.
Kau, lelakiku, kekasihku....
Bayangkan aku berada dekat denganmu.
Dan kita bersama-sama menyanyikan lagu-lagu demi merayakan kesedihan yang tak berujung itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar