Kamis, 19 Agustus 2021

Merindukan Hujan

Kudengar suara air bergemericih di atap rumah, dan bersejatuhlah ia ke tanah. 
Kuhirup aroma basah, pekat, menyengat.
Tapi, segala yang kudengar, kuhirup hanyalah ilusi. Sebab tak kulihat bentuk air, tak juga tampak titik-titik kecil yang mengendap di kaca jendela.

Rasanya sudah lama sekali hujan tak turun. Dan selama itu pula air mata telah menggantikan perannya. Ia berjatuhan tak kenal waktu. Ia menggenang setiap kali rindu.

Kemarau masihkah akan lebih panjang? Aku selalu menunggu rintik-rintik itu datang, membasuh mataku yang basah oleh kesedihan.

Tidak ada komentar: