Dalam kelimunan buruh-buruh pabrik arloji
yang tengah menyuarakan tuntutan
seorang gadis berdiri paling depan
bukan hendak melawan, ia hanya ingin
menegakkan kebenaran.
Semua berseru di langit tiga mei tahun itu
"Berikan kami pendapatan yang layak."
Dan gadis itu, tetap paling depan
mengobarkan semangat juang
Dua puluh empat tahun usianya
bergerilya melawan ketidakadilan
menyumbangsihkan pikiran dan tindakan,
ia tak sadar, jiwanya terancam
maut sedang merencanakan untuk datang
yang ia tahu, kebenaran harus ditegakkan
karena memang begitu titah Tuhan
Tiba suatu hari, gadis itu lenyap
tiga hari dicari tak kunjung ditemui
sampai angin membawa kabar duka
ia ditemukan bocah-bocah yang mengiranya
orang gila tertidur. Ternyata,
ia adalah Marsinah,
tergeletak bersimbah darah
kemaluannya terluka tembak
pinggulnya telah lerak
jantungnya berhenti berdetak
detik telah meninggalkan waktu, selamanya
Alam tengah masygul, meratapi kepergian
pejuang kebenaran. Semua muram.
Tak ada lagi tawa, canda, sapa dari
Marsinah.
"Tuhan, mengapa mereka lakukan itu padaku?
Apakah memang begitu cara penguasa
memerlakukan buruhnya? Apakah kami para pekerja
tak berhak menuntut kebenaran? Atau kebenaran itu sejatinya
telah Engkau lenyapkan.
Tuhan.... Pintaku padaMu, jangan ada lagi yang
mengalami sepertiku. Cukuplah aku! Biar mereka
tetap hidup dengan semangatku!"
-Kharisma De Kiyara-
April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar