Rabu, 14 April 2021

SEHANCUR ITU

Kau sudah tahu sehancur apa aku sekarang?
Kata-kata menguap bagai kepul asap yang sekejap menghilang terbawa angin, entah ke mana, barangkali membaur bersama udara dan terhidu hidung-hidung lantas tak ada yang menyadari bahwa di dalamnya mengandung aroma kesedihan.

Kata-kata mengalir bagai arus banjir di kota besar, menerjang apa saja tanpa peduli yang dilaluinya, entah itu bangunan megah, atau itu para lansia atau anak kecil, siapapun yang diilihatnya, tanpa iba dan peduli, arus tetaplah arus, membandang, menghancurkan apa saja. Dan semua panik, berteriak ketakutan, memohon ampun dan keselamatan. Tapi mereka tak tahu, arus itu memiliki rasa pahit yang tak tertawarkan oleh apapun, seperti yang sedang kurasakan kini.

Kata-kata terbang bagai merpati, mengepak sayap ke angkasa, menjelajah seluruh pelosok sampai ke jengkal-jengkalnya. Menemukan rimba, menyalami gedung-gedung tinggi, menemukan gadis kecil terisak di makam ibunya dan merpati itu bertengger manis di pundaknya. Merpati itu merasakan getir air mata yang jatuh dari gadis kecil itu. Ia ingin sekali menghibur tapi tak bisa. Gadis kecil itu menguarkan aroma kematian, barangkali ia sedang menawarkan dirinya untuk dipersembahkan pada malaikat, agar ia dijemput paksa demi bertemu ibunya.

Gadis kecil itu adalah aku
aku yang merangkai kata-kata
aku yang sedang tidak tahu menulis apa

Tidak ada komentar: