Minggu, 05 Maret 2017

Sebuah Tangisan

Semburat cahaya mentari menerpa riasan wajah
seorang gadis bertudung pekat jelaga
menyiratkan kepiluan dalam sajak kenangan
bibirnya bergetar menyebut asma Tuhan

Lantas senja datang,  memekikkan murka langit
beringsut menyesap kelam, si gadis  merintih
sebab  luka  lama  kembali  menganga
cairan merah menambah perih
matanya terpejam menahan sesak batin

Kala itu,  ia mengadu lara dengan deras
cairan  bening  yang  membanjuri  pipi
tak seorang pun kan  mencuatkan  kira
bahwa aliran itu,  mengurai cerita perih

Yang merasuk bukan hanya gigil
tapi juga ribuan suara memekik nyinyir
telinganya memerah  dan  ulunya  ngilu
senandung  sumbang  diperdengarkan
agar  laranya membaur di  kesunyian

Tetiba gelegar  menyambar-nyambar
mengusik  jiwanya  yang  ringkih
ingin  berlari  menuju  kediaman  tuan
merebahkan  mimpi  yang  tak  lagi  damai
dan  mengubur  lelap  dalam  dekap  Tuhan

Tentang  pilu  yang  ia  gaungkan
dengarkanlah  jerit dari  lubuk  hatinya
tersirat  pada  kedua  kelopak  bundar
yang  membias  rupa  muram
Ia.... Menangis  di  sudut  kota  Magetan

Kharisma De  Kiyara
0317

Tidak ada komentar: