Rabu, 22 Maret 2017

Tangis Yang Tertinggal


:terminal Nganjuk

De Kiyara
10 Maret 2017

Aku mengelus dada
meremas lara yang mencerabut seluruh bahagia
tatapku asyik mengusik pada usia renta
dengan gigih berlarian bersama deru bis kota

Aku menyeka sudut mata
yang mulai tak sopan menumpahkan cairan
reaksi dari penolakanku pada kisah senja
berpeluhkan asa tak mengapa
asal dapur setia mengepul asap
juga berbau masakan bunda

Dari hatiku yang terdalam
bertahan dengan syukur tak berbatas
kuambil  secercah  harapan 
sekejam  apapun  angin  berhembus
tetap  tak  ada  peru yang  dimuntahkan
tawa  yang  selalu  siang
di  hati  yang  sedingin  pagi

Para  pejuang  mimpi
menghabiskan waktu  bersolek  di  terminal
tanpa  riasan  mewah
apalagi  jas  berkalung dasi
hanya  kaos  disekat celana  usang
dan  baki  penuh  impian
mengharap  Tuhan  kan  nampakkan  janji  idaman

Tidak ada komentar: