Muasal waktu yang menggeluti hari
Terlalu pagi kau menyuarakan isi hati
Aku terdiam malu di antara melati
Menatap wajah sayu berpaling diri
Akankah nanti kembali?
Barangkali, sekadar untuk berkisah
Tentang rahasia kehilangan,
Atau tentang isak tangis yang tak kunjung padam
sebelum pelangi jatuh tenggelam
Waktu seakan telah usai menuliskan kisah
Sedangkan kita telah runtuh sebelum terbangun utuh
Menyisa remah-remah yang kupungut dari keramik basah
Dan kususun kembali bersama luka yang merajam tubuh
Kita tak sanggup lagi memulai
atau bahkan sekadar mengurai
layaknya kekosongan, kini telah menyusupi bilik kenangan
seperti itulah akhir di kemudian
Bagaimana jika luka menjerit?
menyadarkan igauan tentang hal paling sulit: melupakanmu
Hanya saja kau tau: betapa bodoh diriku dalam hal melupakan
Seakan yang terasa cuma rindu yang kian gebu
Memenuhi segala waktu, segala penjuru
Hingga waktu yang kutuju: dirimu
Begitulah ...
Tiada waktu yang benar terhenti
Menjadikan kita riwayat
Hingga 'tak kutemui jalan di antara batas-batas
Hingga 'tak sanggup kudekap waktu
Yang memang, sudah semestinya terlepas
kecuali satu : tentang ingatan
Memudar di senja yang mulai redup perlahan
Yuri & Kharisma
Kediri-Magetan, Februari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar