Berjalanlah seseorang itu menuju peraduan. Sajadah tergelar. Mukena coklat mulai dikenakan. Dan mulailah ia bertemu Rabb-Nya.
Seseorang itu tampak tidak khusyuk. Bahunya bergetar. Matanya dipejam-pejamkan seolah menahan sesuatu agar tak keluar.
Rupanya benar. Dalam sujudnya lalu ia mengingat kenangan. Mengingat seseorang lain. Menyakitkan. Penyesalan. Sesak.
Berusaha seseorang itu menampik hal yang datang mengganggu pikiran. Ia tetap berusaha tenang. Semua akan baik-baik saja karena Tuhan yang mengatur rencana.
Bilakah seseorang itu memasrahkan segala-gala pada Tuhan, mengapa masih merasa kacau? Mengapa bertakut jika yang diharapkan tak dikabulkan? Mengapa tak percaya pada takdir indahnya?
Bilakah seseorang itu hanya berharap pada Tuhan, mengapa masih merasa sesak? Mengapa belum bisa memaafkan diri sendiri, padahal jalan seperti ini karena Tuhan menegur hendak mengampuni? Bukankah Tuhan Maha Pengampun, lalu mengapa seseorang itu bahkan tak bisa menerima kesalahan atas dirinya sendiri?
Panjang sekali.
Lama sekali.
Doa-doa diucap dalam hati.
Satu hal pasti, Tuhan mendengar dan mengetahui.
Maka, hai, seseorang! Jangan risau lagi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar